Spesial untuk da'i da'iyah jomblo....hiks Di mana kau letakkan dirimu? Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yan...
Spesial untuk da'i da'iyah jomblo....hiks
Di mana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing.
Begitu kerap engkau bergetar dan takut.
Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan
seorang kaisar tanpa rasa gentar.
Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga
getarannya tak terasa lagi saat maksiat menggodamu dan engkau menikmatinya?
(Alrm. Ust. Rahmat Abdullah)
---------------------------
Cinta butuh Naungan..
Bukan sesuatu yang memaksa..
Bila cinta mencari ksejatian pada hakikat dan
Kesucian nya..
Dalam kesendirian yg melumuri sepi
Dia coba bertanya pada malam yg selayak teman sejati
Bukan pada jiwa yg melanglang arungi seribu tanda
Tanya di gelap sunyi..
Kapan pun..cinta akn mencari..??
Suatu keniscayaan bila..,
Menikmati maksiat dalam rasa yg menyakitkan..
Bahkan..,dalam senyum bertopeng kemurkaan..
Bilakah..
Cinta menemukan naunga....nnn??
--------------------------
lumpur-lumpur dosa yang dilakukan telah membuat hati menjadi beku. Pembenaran yang dicari-cari membuat kebenaran menghindarkan diri, serta maksiat yang dilakukan setiap hari seolah menjadi kebutuhan manusiawi.
Tak ada lagi tembok malu yang menjadi pengangkat kemuliaan, tak ada lagi jiwa yang takut sepenuhnya kepada Illahi Rabbi, serta tak ada lagi pemuda yang kritis dan bergelora karena semangatnya padam termakan kelalaian akhlaqnya. Tak lagi ia berani berkata ini dan itu karena pikirannya kini hanya tentang “si merah jambu”. Tak lagi terlihat dahsyatnya gerak kontribusinya karena jiwa yang alpa menghambat raganya, serta izzah yang biasa terpancar dari matanya redup seketika.
Di mana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing.
Begitu kerap engkau bergetar dan takut.
Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan
seorang kaisar tanpa rasa gentar.
Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga
getarannya tak terasa lagi saat maksiat menggodamu dan engkau menikmatinya?
(Alrm. Ust. Rahmat Abdullah)
---------------------------
Cinta butuh Naungan..
Bukan sesuatu yang memaksa..
Bila cinta mencari ksejatian pada hakikat dan
Kesucian nya..
Dalam kesendirian yg melumuri sepi
Dia coba bertanya pada malam yg selayak teman sejati
Bukan pada jiwa yg melanglang arungi seribu tanda
Tanya di gelap sunyi..
Kapan pun..cinta akn mencari..??
Suatu keniscayaan bila..,
Menikmati maksiat dalam rasa yg menyakitkan..
Bahkan..,dalam senyum bertopeng kemurkaan..
Bilakah..
Cinta menemukan naunga....nnn??
--------------------------
lumpur-lumpur dosa yang dilakukan telah membuat hati menjadi beku. Pembenaran yang dicari-cari membuat kebenaran menghindarkan diri, serta maksiat yang dilakukan setiap hari seolah menjadi kebutuhan manusiawi.
Tak ada lagi tembok malu yang menjadi pengangkat kemuliaan, tak ada lagi jiwa yang takut sepenuhnya kepada Illahi Rabbi, serta tak ada lagi pemuda yang kritis dan bergelora karena semangatnya padam termakan kelalaian akhlaqnya. Tak lagi ia berani berkata ini dan itu karena pikirannya kini hanya tentang “si merah jambu”. Tak lagi terlihat dahsyatnya gerak kontribusinya karena jiwa yang alpa menghambat raganya, serta izzah yang biasa terpancar dari matanya redup seketika.
COMMENTS